layak baca

Rabu, 11 Januari 2012

Malam Terindah di 2012

08 januari 2012 pkl 21:05
Buzz.. buzz..
Getar handphone butut Sony Ericson berwarna merah yang telah mengelupas warna casingnya membuncahkan kelelapan tidurku malam itu sepulang dari acara kumpul reuni kawan pesantren. Aku mengira hanya sms dari orang biasa, ku hiraukan lah.  Tetapi  getarnya  semakin lama menggelitik disaku kemeja yang belum sempat ku lepas sedari pulang. Oo..  ada tanda panggilan masuk ternyata, kesal ku rasakan karena panggilan tersebut sangat mengganggu tidur lelapku yang baru saja terjalin setengah jam, “siapa sih yang nelpon, ganggu banget!  klo gak penting2 amet mah gakan aku angkat”, gerutuku dalam hati.
Samar-saar kulirik layar Handphone buram itu, dengan rasa kantuk yang sangat berat terlihat sedikit kurang jelas nama sang penelpon. “New kokom”?? hah.. kokom? tanpa pikir panjang langsung ku angkat panggilannya. “hallo assalamualaikum..?”  kalimat pembuka kulontarkan dengan perasaan kaget.
“Wa alaikumsalam, jadi mau minta data tea ga?” Tanya kokom, wanita yang kurang lebih satu tahun ku tunggu kepulangannya ke bandung.
“oo ia mau, kokom sekarang dimana? Dirumah?” jawabku dengan spontan,
“ia ni udah dirumah, kalo mau, sekarang ditunggu dirumah yah,!”
“okeh kom, siap,.. sekarang kesitu” semangat ku jawab
 “yaudah atu ditunggu ya.. assalamu alaikum”  kalimat terakhir yang kokom ucapkan di percakapan malam itu
“okeh kom, wa alaikum salam..”  
Tanpa menunggu lama, aku langsung berlari menuju kamar mandi sekadar tuk cuci muka, agar tak terlalu terlihat wajah suntuk oleh si dia. Ku buka lemari baju, kucari jaket yang bisa kupakai tuk menahan rasa dinginnya malam bandung kala itu, setelah itu, segera meluncur menuju jalan jatisari, soreang.
Kukendarai motorku dengan sangat kencang, dengan rasa dingin yang tak henti2nya mendobrak pori2 jaketku yang lumayan tebal itu. “brrr.. dingin coy.. biarin lah.. demi cinta apapun dilakuin,,” ucapku tuk sekedar menghibur badanku yang membeku, ini kali yah yang dimaksud pengorbanan cinta itu. Sungguh cinta bisa membuat seseorang menjadi kalap dan buta, hah..  tak hiraukan waktu dan keadaan. Disaat lagi enak2nya tidurpun rela keluyuran malem2 n dingin2an pula demi bertemu si dia.. hmmp.. cinta.. cinta..
Buzz,, Buzz.. hapeku bergetar kmebali, kucoba lirik layar hape yang ku ambil disaku celana, walaupun lagi naek motor tapi kupenasaran, pikirku kokom yang ngeSMS, gw lirik, -new kokom-,  “dmn?”,  wah kokom ngeSMS lagi nih, ku tersenyum sendiri, kupikir kokoh udah gak sabara pengen ketemu aku kah? Haha..  sejenak sangkaan tersebut menggelitik perutku.
Akhirnya kusampai didepan pintu gerbang rumahnya sekitar Pkl 21:33, kukirim SMS ke blackberry pkokom, “kom.. miw udah didepan pintu nih”
Tak lama kemudian kokom keluar  dan membukakan pintu untukku.
Kokom mendekatiku dan mempersilahkan masuk ke ruang tamu, kutatap wajahnya, subhaanallah.. sangat cantik mempesona dan natural tanpa make up, kurasa dia lebih cantik seperti ini, apa adanya, subhaanallah.. Allah memang Maha Indah yang telah menciptakan bidadari seindah ini yang kini berdiri menghadapku.
Ku duduk di shofa panjang yang menghadap ke selatan, lalu Kokom pun masuk ke kamar adiknya tuk mengambil notebook yang berisi dokumentasi jejak kisah cinta kita berdua setahun kebelakang yang sangat ingin kucopy via flashdisk, dan menaruhnya diarsip notebookku.
Tak lama kokom  pun menghampiriku dan menyerahkan notebook berwarna merah marun bermerk acer, dia seakan mengizinkanku agar merazia notebooknya tersebut, lantas kubuka notebooknya dan memencet tombol “on”, kutunggu sejenak hingga wallpapernya muncul. Kokom pun meninggalkanku dan menuju dapur tuk menyediakan minum untukku. Tak sabar rasanya tuk segera mengutak-atik notebook dan mencari sesuatu yang menarik didalamnya, betapa tidak, isi notebook tersebut banyak yang bersifat privasi yang tidak sembarang orang bisa melihatnya, sekedar foto cantik dia yang belum pernah kumiliki pun sangat ingin kucuri, tapi keimananku tak menghendaki kelakuan yang tidak sopan tersebut. Akhirnya ku tunggu kokom saja agar dia sendri yang membuka dan mencarikan filenya untukku, agar privasi dia pun aman, dan karena memang dia yang tahu pasti letak dimana file yang kuinginkan tersebut. Tak lama kokom pun menghampiriku dengan segelas teh manis hangat untukku, “batrenya abis ta..” cetusku sambil menunjuk icon batrei yang kosong dipojok bawah layar notebook. Seusai kokom mengambil chargernya, ku pinta dia tuk menunjukan letak file yang ku inginkan, dia pun mulai bertualang mencari file2 diarsip digitalnya. Tak lama akhirnya dia menunjukan beberapa poto yang membuatku terhenyuk dan makin teringat akan kenangan indah masa lalu yang tak pernah bisa kulupakan sampai kapanpun, kisah cinta yang bahagia yang seakan tak rela ku kehilangan kenangan itu, dan yang paling terasa sesaat setelah kulihat poto itu adalah ketidakinginanku tuk melepaskan cinta sejati yang ada dihati kokom. Kokom lalu menawarkan kepadaku file apa saja yang ingin kudapatkan, ku utarakan semua file tersebut, dan disela-sela asyiknya kokom mengutak-atik folder demi folder, kulontarkan pertanyaanku tentang niatku tuk kembali ingin menjadi seseorang yang spesial dihatinya, akan tetapi sebelum dia mengutarakan jawaban kupotong ucapannya dengan mengutarakan prinsip yang lahir karena kegilaanku padanya, “apapun jawaban kokom, diterima atau ditolak, kosim bakal terus ngejar kokom ampe kapanpun”  haha.. ketika itu kucoba memaksakan kehendakku padanya atas prinsipku tersebut, tapi menurutku prinsip itu tak mengandung unsur pemaksaan kepada dia akan tetapi penuh dengan unsur pantang menyerah pengejaran cinta menurutku, tapi ku tak tahu apa perasaan yang dia rasakan ketika ku utarakan prinsipku tersebut, khusnudzon aja lah..
Kokom tak berkomentar sepatah katapun tentang apa yang telah kuutarakan, kucoba bermacam cara agar dia memuaskan rasa penasaranku tentang perasaanya, dia hanya berkata
“kokom bingung mau jawab apa..” dengan wajah polosnya,
kucoba meyakinkan bahwa ku tak memaksanya tuk menerimaku kembali menjadi pacarnya, setelah lumayan agak lama dia mencari kata dan moment yang pas, akhirnya dia mengutarakan perasaan dengan sejujurnya,
“kokom sih nganggep hubungan yang dulu kandas yaudah kandas, gak bisa buat balik lagi” ucapnya dengan nada yang lumayan membuat jantungku bersedih,
Namun ku tak patah arang, lalu ku Tanya alasan konkrit mengapa dia tak bisa menerimaku kembali ,
“kokom mah ga mau ngasih harepan kosong buat kosim, mending kalo kita ujung2nya jadi (pacaran atau nikah) , gmana kalo gak jadi? Kokom mah gak mau bikin sakit hati orang lain! kenapa gak kosim coba jalanin ma yang lain? Bukannya waktu itu pernah nyoba ma yang laen kan”  ungkapnya dengan kata2 yang lumayan membuat mentalku agak drop.
Tapi bukan kosim namanya jika tak bisa tuk selalu optimis, kucoba menumbuhkan kembali mental dengan mengutarakan maksud dari perjuanganku itu.
“kosim gak mau nyari yang laen kom, udah nyoba ama yang laen tapi tetep we ingetnya ke kokom lagi, kokom lagi., boleh kokom Tanya ke anak2 deh, setiap ada kumpulan reuni kaya tadi, kosim gak pernah lupa buat nanyain kabar kokom ke ayas, ke eni, ke ijot, k icha, nayla, deelel pokonya mah, sebenernya moment kaya gini tuh selalu kosim tunggu selama setaun ini kom tuk sekedar mengutarakan maksud dan perasaan kosim k kokom dan kosim pun beranggapan bahwa apa yang kosim lakuin (ngejar kokom) tu hal positif, kenapa mesti dilarang ?, masalah ntar kosim sakit hati kalo kita ga jadi mah tu bukan urusan kokom , tu urusan Allah, bukankah pacaran tu proses menuju pernikahan, kosim hanya mencoba berproses kom, hasil tu Dia yang nentuin, tapi 2 hari kemaren kalo ga salah mah, kosim tu tahajud kom, minta dikasih petunjuk ma Allah, jika kokom yang terbaek buat kosim, kosim minta diperlihatkan petunjuknya dan dan jika sebaliknya maka perlihatkan petunjuknya juga, tapi makin kesini2 kosim malah makin optimis dan makin bertambah rasa sayangnya ke kokom, mungkinkah ini tanda? Wallahu a’lam.. ” penjelasanku yang cukup panjang, dia hanya termangu menatap wajahku, dia malah menatapku sembari tersenyum yang membuatku gugup dan salting setengah mati ketika dia menatapku seperti itu,
“napa natap kosim terus kom? Bogoh ya?” ,  kulontarkan joke garing dan narsis tuk menutupi rasa malu dan kesaltinganku.  hahaha.. ku tak bisa membayangkan jika ku bisa melihat bagaimana ekspresi ku kala itu, lebih lucu dan jelek dari sule mungkin ya. Ggkgkgk
“Kom.. ngomong atu.. masa kosim terus yang ngocoblak olangan..” kesaltinganku membuncah
“speechles”,  jawabnya dengan senyuman yang membuat hatiku lemas tak berdaya,, haha.. lebay,,
“pengen dengerin aja we..”,  tambahnya
Kondisiku kala itu tak ubahnya bak pendongeng sebelum tidur, hanya berbicara sendiri tanpa ada respon, dia hanya menatapku penuh perasaan, ku juga tak tahu, apakah dia menatapku dengan perasaan sayang atau hanya perasaan lucu karena melihat dan mendengarku berceloteh bak anak2 bawel atau mungkin seperti sales obat atau sejenisnya, kembali ku paksakan hatiku tuk berkhusnudzon saja lah..
Disela2 celotehanku yang mencoba tuk meyakinkan dirinya bahwa ku memang serius kuberanikan diri kala itu tuk bertanya tentang perasaan dia padaku,
“.. pokonya kokom jangan mikirin yang aneh2 pokonya, gini aja, miw mau tanya, ko2m masih ada perasaan ga k kosim,,?”
“perasaan sihh masih ada..” jawabnya dengan penuh emosional
Spontan ku langsung menengadahkan wajahku dan mengangkat tangan
“Alhamdulillah ya Allah..”,  ucapku atas jawaban yang kokom lontarkan
Sungguh indah kurasakan, hatiku segar, plong, dan dunia seakan berpihak padaku..
“beneran kom..? kosim mah gak perlu kokom yakin atau engganya sekarang, kalo kokom masih ada perasaan yang dulu, kosim malah lebih dan lebih semanget lagi buat ngejar kokom, target kosim mah bukan pacaran tuk sekarang, tapi buat kedepannya.. tau gak planning jangka panjang kosim apaan? sekarang mau kuliah yang bener dan mulai meniti karir dari sekarang, jadi pas lulus kuliah, karir pun udah mumpuni, kosim mah gakan nembak kokom jadi pacar, malah langsung lamar kokom..” ujarku meyakinkan
Kokom hanya tersenyum manis, senyumnya sama persis seperti senyumnya dia setaun lalu, mengingatkanku akan senyuman manis yang dia  berikan ketika masih bersama dahulu.
Hatiku luluh lantak melihat senyumnya itu..
indah dan mempesona sekali brow…
Tak terasa waktu pun menunjukan angka 11 malam, waduh.. lancang sekali diriku, bertamu ampe jam segitu, akhirnya ku pamit tuk pulang dengan perasaan bagaikan pernyataan cintaku diterima walau dengan kata dan kalimat yang tak ku inginkan, tapi ku sangat dan sangat siap tuk mengejarnya lebih berani agar cinta sejatiku kudapatkan kembali..
Horas bah..
Haha
Inginku berpamitan kepada ibunya, akan tetapi beliau sudah tertidur lelap, yasudahlah, masa aja mau dibangunin. Ku bergegas menuju pintu keluar dan mulai menyelah motor mio silver berpolet kuning, motor inilah yang mnjadi saksi kisah cintaku bersamanya dahulu, kalo kalian mau Tanya tentang kisah cintaku, Tanya aja ke motor ini, niscaya kau menjadi gila,,
Hahaha..
Ku arahkan motor menuju gerbang keluar, dan berhenti sejenak tepat digerbang keluar, ku ucapkan kata2 terakhir kepadanya sebelum dia kembali ke batam,
“Sekarang kosim makin optimis, tau gak kenapa?”, Tanya terakhirku padanya
“kenapa?”, jawabnya penasaran
“Karena kau masih ada perasaan (cinta) padaku..” jawabku dengan nada sastrawan..
Haha..
“duluan yah.. assalamu alaikum..” pamitku
“ati2 licin jalannya, wa alaikum salam..”  ucap terakhir yang kudengar malam itu..
Ku lihat meluncur pulang sembari menikmati indahnya pemandangan bandung malam itu dilingkungan rumah kokom.. bandung tu indah, dan ku yakin, dibatam tak seindah ini, kenapa dia mesti pulang lagi ke batam..
Hmmp..
Itu pilihan hidupnya, mana mungkin bisa kularang, bukankah dulu aku yang menyuportnya tuk ke batam, supaya kokom makin dewasa dalam memindai kehidupan?,  ku berceloteh sendiri dalam pikiran, lumayan lah daripada pikiran kosong mending ku isi pikiranku dengan hal2 tentangnya.
Jarak dari rumahnya ke rumahku sekitar 3 km mungkin, kukendarai mio ku dengan 60km/jam, sangat dingin sekali udara malam kala itu bak menyelimutu sekujur  tubuh, seakan ku tak berbusana..
brrr,, dingin..
Sebelum ku tinggalkan gapura komplek rumahnya, ku berhenti sejenak tuk sekedar mengirim sms tentang perasaan dan apa yang kupikirkan setelah malam itu, ku ingin dia tersenyum mengungatku sebelum tidur.
Semoga itu bisa membuatnya berkata “ co cweeeeetttt..”
Hahaa..
Sesampainya dirumah, ku segera berbaring sembari memikirkan wajahnya yang mempesona tadi,,
subhaanallaah,,  Kau telah menciptakan sesuatu yang indah..
Maha Suci Engkau Tuhan Semesta Alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar